Rabu, 13 November 2013

The Paps band reggae asal bandung





















Band yang sudah berjalan awal tahun 2003 an ini berasal dari bandung, mereka memiliki lagu sendiri ciptaan mereka sendiri dengan aliran yang mengusung jamaican sound telah lahir band yang diberi nama The Paps. Dan ada satu lagunya yang sering terdengar dan udah tenar lalu mereka beranjak naik untuk memiliki satu album sendiri.

Daniel (gitar/-sampler), Sagit (gitar), Ganjar (drum) dan Dave (vokal) yang merupakan teman nongkrong dan sama-sama menyukai musik reggae.

Pemilihan musik reggae oleh band ini tidak sembarangan. “Reggae adalah puncak dari segala musik,” tutur Daniel ketika berbincang dengan detik bandung, beberapa waktu lalu.

Namun bagi band yang berdiri sejak 2003 lalu ini, reggae adalah irama musik kebebasan. “Kita suka kebebasan dan reggae musiknya bebas,” tutur Sagit.

Pemilihan nama band sendiri bisa dibilang cukup sederhana. “Kenapa The Paps? ya karena kata itu keren dan catchy. Selain itu, kita kan laki-laki semua jadi bakal jadi papa-papa. Jadilah The Paps,” tukasnya.

Di awal-awal perjalanannya, The Paps masih mengcover lagu-lagu Bob Marley. “Waktu dulu belum pure lagu sendiri. Masih bawain lagu orang. Biasanya lagunya Bob Marley,” ujar Daniel.

Perjalanan The Paps terus berkembang hingga tahun 2005 terpilih menjadi salah satu pengisi album kompilasi bersama band-band indie Bandung lainnya.

“Waktu 2005 ada kompilasi Indonesian Reggae Revolution 1 dan kita masukin single ‘Hang Loose Baby’,” ujar Dave.

Mulai 2007, band yang sempat mengeluarkan single ‘Life is a Big Joke’ ini akhirnya murni membawakan lagu mereka sendiri.

“Tahun 2007 kita mengeluarkan album perdana bertitel ‘Hang Loose Baby’. Diangkat dari single kita dulu. Isinya banyak bercertia mengenai hubungan masnusia dan manusia,” tutur Sagit.

Dari sana, tanggapan publik kepada The Paps semakin bagus. Alhasil tawaran manggung pun semakin membanjir.

“Kita sampai bisa main keluar acara komunitas seperti Agustusan hingga kawinan. Juga tampil bersama band reggae yang lebih dulu ada seperti sub kultur dan rasmadya,” papar Dave.

Band yang banyak terinspirasi oleh grup black music dan jamaican eclectic sound seperti Lord Tanamo (Jamaica), Panda Bear (Brooklyn), Angkatan Udara dan Los Jakartos ini mengaku berharap bisa tampil di hadapan publik internasional.

“Kita ingin bisa tampil di Eropa, utamanya di Belanda,” tutur Dave yang diamini personel lainnya.

0 komentar

Posting Komentar